Minggu, 12 Mei 2013

CHAPTER 10 : Implikasi Etis dari Teknologi Informasi


CHAPTER 10 : Implikasi Etis dari Teknologi Informasi
Moral adalah tradisi informal prilaku baik, yang tetap konstan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Etika adalah kepercayaan, standar, dan teladan yang ditujukan sebagai panduan untuk individu dan masyarakat. Etika bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Hukum adalah peraturan formal yang diterapakan oleh pemerintah dimana terdapat hukuman jika tidak dipatuhi.
Hukum komputer di Amerika Serikat telah diterapkan untuk mengatasi hal-hal seperti hak dan pembatasan atas data, privasi, kejahatan komputer, dan paten piranti lunak. Keputusan pengadilan, seperti state street decision, juga berkontribusi terhadap hukum-hukum ini. Uni Eropa telah mempertimbangkan untuk memperketat persyaratan untuk mematenkan piranti lunak yang tercantum di state street decision. Di China, perhatian telah diberikan kepada masalah-masalah penggunaan komputer seperti keamanan negara, kepentingan sosial, kepentingan warga negara yang berdasarkan hukum, dan kode etik, dengan urutan seperti yang disebutkan disini.

Masyarakat mengharapkan komputer untuk digunakan secara etis karena tiga alasan. Kelenturan logis berarti bahwa komputer dapat diprogram untuk melakukan hampir semua hal. Faktor transformasi menyadari bahwa komputer dapat melakukan perubahan-perubahan dramatis pada keseharian kita. Faktor ketidaktampakan mengakui bahwa pemprosesan internal komputer tersembunyi dari pandangan kita. Pemprosesan internal ini dapat mencakup nilai-nilai pada program, perhitungan yang rumit, dan kriminalitas komputer.
PAPA dari Richard Mason mengidentifikasi empat hak masyarakat atas komputer yaitu hak akan privasi, akurasi, kepemilikan (property) dan akses.
Perusahaan-perusahaan besar memiliki staf auditor internal yang melapor kepada dewan direktur atau seorang eksekutif tingkat tinggi dan memberikan kelebihan objektivitas. Para auditor internal melakukan empat jenis aktivitas. Pada audit operasional, mereka memberikan verifikasi bahwa sistem perusahaan tersevut telah memiliki pengendalian yang cukup, beroperasi secara efisien dan memenuhi kebijakan perusahaan. Pada audit finansial, mereka memberikan verifikasi mengenai keakuratan catatan. Pada audit berkelanjutan, mereka melaksanakan audit operasional yang berkelanjutan. Pada desain sistem pengendalian internal, mereka menjaga agar sistem tersebut bekerja seperti yang diharapkan. Sistem informasi finansial mencakup subsistem audit internal yang memasukan hasilnya ke dalam basis data.
Association for Computing Machinary (ACM) telah menyusun kode etik dan prilaku profesional untuk para anggotanya, yang dapat digunakan oleh siapapun di industri komputer. Kode ini terdiri atas keharusan-keharusan dalam tiga kategori: keharusan moral umum, tanggung jawab profesional yang lebih spesifik, dan keharusan kepemimpinan organisasi. ACM juga menyusun kode untuk rekayasa piranti lunak yang terdiri atas ekspektasi di delapan wilayah : publik, klien dan atasan, produk, penilaian, manajemen, profesi, kolega, dan diri sendiri.
Edukasi etika komputer dapat dilakukan melalui mata kuliah formal yang ditawarkan perguruan tinggi, program profesional seperti Asosiasi Manajemen Amerika, dan program edukasi swasta yang dapat mengirimkan materi melalui Internet.
CIO dapat memberikan kontribusi besar kepada operasional perusahaan yang etis dengan cara memahami prinsip-prinsip akuntansi, menjaga agar sistem pelaporan finansial efektif, mendidik para eksekutif perusahaan mengenai sistem keuangan, memastikan bahwa alarm terpasang dalam sistem keuangan untuk memberitahu manajemen jika perusahaan melenceng dari jalurnya, menjadi pelaku aktif dalam mengkomunikasikan informasi ke lingkungan mengenai sistem keuangan perusahaan, dan menjaga pengendalian pengeluaran TI secara ketat.
Meskipun Undang-Undang Sarbanes –Oxley ditujukan pada CEO (Chief Executive Officer)  dan CFO (Chief Financial Officer) , CIO dapat memainkan peranan penting agar perusahaan tersebut memenuhi ekspektasi SOX. CIO dapat meyakinkan agar CEO dan CFO memahami sistem informasi keuangan dan pengendalian yang ada di dalamnya. Informasi ini dapat disampaikan kepada komite pengawas SIM. Seluruh eksekutif dapat diberitahu mengenai kemajuan pengendalian di dalam sistem saat sistem disusun. Auditor internal perusahaan dapat memainkan peran aktif dalam perancangan sistem.

0 komentar:

Posting Komentar