Para
manajer membuat beragam keputusan dalam proses penyelesaian suatu masalah.
Dalam menyelesaikan masalah, manajer melalui empat aktivitasnya yaitu
intelejen, perancangan, pemilihan dan pengkajian. Dalam mengambil cara pandang
sistem dan mengikuti pendekatan sistem, manajer dapat menggunakan model sistem
umum suatu perusahaan atau model lingkungan. Tujuan dari mengambil cara pandang
sistem adalah memberi kesempatan kepada organisasi untuk bekerja sebagai sistem
yang efektif dan efisien.
Proses
penyelesaian masalah terdiri atas beberapa elemen penting. Berbagai standar dan
informasi masing-masing memberikan status yang diinginkan dan status saat ini,
dan para manajer dapat mempertimbangkan berbagai solusi alternatif sekaligus
memikirkan batasanya. Dengan melaksanakan proses ini, solusi terhadap suatu
masalah dapat dicapai. Pemilihan alternatif yang terbaik dapat dicapai melalui
analisis, penilaian, atau penawaran.
Gejala
hanyalah merupakan inidkasi dari suatu masalah, yang bisa jadi terstruktur,
tidak terstruktur, atau semiterstruktur, tergantung pada proporsi berbagai
elemen dan hubungan yang diketahui. Ketika menyelesaikan masalah ini, manajer
dapat membuat keputusan yang terprogram atau tidak terprogram. Keputusan yang
terprogram adalah solusi yang diketahui akan berhasil, sementara keputusan yang
tidak terprogram adalah solusi yang dibuat khusus.
DSS
pertama kali dirancang sebagai suatu cara untuk menyelesaikan masalah yang
telah menyulitkan pemrosesan komputer pada awal tahun 1970-an. Program ini
ditujukan untuk membantu seorang manajer untuk menyelesaikan masalah yang
semiterstruktur. Kemudian, DSS diperluas sehingga mencakup pemprosesan secara
kelompok (mencapai GDSS), kecerdasan buatan, dan OLAP.
Terdapat
empat jenis model yaitu fisik, naratif, grafis, dan matematis. Kesemuanya
memungkinkan pemahaman dan komunikasi, tetapi model matematis juga dapat
memprediksi masa depan. Model matematis dapat berbentuk statis ataupun dinamis,
probabilistik atau determanistik, dan optimisasi atau suboptimisasi. Tindakan
menggunakan model tersebut disebut simulasi,
dan variabel keputusan. Dengan mencoba berbagai keputusan, manajer dapat
memainkan permainan bagaimana jika. Permodelan dapat memberikan pengalaman
pembelajaran, memberikan pertimbangan akan sejumlah besar alternatif,
memprediksi masa depan, dan memungkinkan beberapa masalah untuk diselesaikan
dengan biaya yang lebih rendah. Namun, sering kali sulit untuk membuat model
sistem bisnis, dan kemampuan matematika yang tinggi dibutuhkan untuk membuat
suatu model dengan ukuran yang cukup besar.
Kecerdasan
buatan (Artificial Intelligence)
telah diaplikasikan dalam dunia bisnis melalui sistem pakar, jaringan saraf
tiruan, algoritme genetik, dan agen cerdas. Sistem pakar dapat berfungsi
sebagai DSS. Sistem ini membutuhkan basis pengetahuan, yang sering kali terdiri
atas jaringan peraturan, dan mesin inferensi yang dapat menganalisis basis
pengetahuan dan mengaitkan nilai dengan solusi, yang disebut variabel tujuan.
Basis pengetahuan berisikan pengetahuan yang dikumpulkan oleh seorang insyinyur
pengetahuan dari seorang ahli. Sistem pakar dapat dirancang menggunakan bahasa
pemprograman atau kerangka sistem pakar.
Sistem
pendukung pengambilan keputusan (group
decision support system – GDSS) memfasilitasi pemecahan masalah dengan cara
memberikan lingkungan yang kondusif, yang dapat dicapai dengan ruang keputusan,
jaringan wilayah lokal, sesi legislatif, dan komferensi yang dimediasi
komputer.
DSS
adalah cara yang sesuai untuk menutup pembahasan tentang SIM. DSS ditujukan
untuk memperbaiki fokus upaya-upaya SIM dan telah menjadi aplikasi komputer
baru untuk pendukung pemecahan masalah. Dari semua upaya yang dilakukan untuk
menerapkan komputer dalam dunia bisnis sebagai suatu sistem informasi, DSS
adalah yang paling sukses.
0 komentar:
Posting Komentar